Bullying masih menjadi masalah
serius di banyak sekolah dan komunitas di seluruh dunia. Di Indonesia, kasus bullying
di lingkungan sekolah sering kali muncul, dengan berbagai macam bentuk seperti
kekerasan fisik, verbal, maupun intimidasi melalui media sosial (cyberbullying).
Beberapa berita terbaru menunjukkan bahwa korban bullying seringkali
mengalami dampak psikologis yang signifikan, seperti depresi, kecemasan, bahkan
keinginan untuk bunuh diri. Pemerintah dan lembaga pendidikan di Indonesia
mulai mengambil langkah lebih serius dalam menangani bullying, misalnya
dengan menerapkan program anti-bullying di sekolah, melibatkan guru,
orang tua, dan siswa dalam kesadaran. Program ini bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua siswa.
Beberapa kelompok KKN di
berbagai universitas di Indonesia telah berkontribusi dalam pencegahan bullying
melalui sosialisasi. Mahasiswa dari institut agama islam negeri (IAIN) Kudus,
misalnya, melakukan sosialisasi stop bullying di SDN 3 dan SDN 6
Sindurejo pada hari Jum’at, tanggal 20 September 2024 untuk mengatasi maraknya bullying
di kalangan anak-anak sekolah dasar dengan menjelaskan apa itu bullying,
jenis-jenis bullying dan dampak bagi korban ataupun bagi pelaku. Harapan
dengan melaksanakan sosialisasi stop bullying
ini, anak-anak lebih memahami dampak buruk bullying dan dapat
menciptakan lingkungan sosial yang lebih saling menghormati. Kegiatan ini
bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan mencegah
tindak kekerasan yang sering kali tidak disadari menjadi penghambat belajar
anak-anak. Inisiatif semacam ini memperlihatkan pentingnya pendidikan sejak
dini mengenai bullying dan dampaknya, serta bagaimana masyarakat dan
institusi pendidikan dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman anti bullying
bagi anak-anak dan lingkungan sekitarnya.
Posting Komentar